Bali tidak sekadar menampilkan wisata menarik atau panorama indah. Lebih dari itu, di pulau ini juga ada warisan adat dan budaya yang menarik. Salah satu yang patut disaksikan adalah ritual upacara adat Bali yang penuh makna. 

Sebagian besar penduduk Bali menganut agama Hindu, sehingga upacara adat di sana mencerminkan nilai-nilai yang mendalam dari ajaran Hindu. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenis-jenis upacara di Bali, simak pembahasannya berikut ini. 

Daftar Upacara Adat Bali

Inilah tujuh jenis upacara adat Bali yang dapat menjadi pilihan menarik untuk mengisi waktu liburan Anda di Pulau Dewata.

1. Upacara Ngaben

Upacara Ngaben merupakan salah satu tradisi adat Bali yang paling terkenal di Indonesia. Upacara ini bertujuan untuk mengkremasi jenazah dan menyempurnakan proses pemisahan roh yang kembali kepada Sang Pencipta dari tubuh fisiknya. 

Menurut sebuah jurnal dari Universitas Airlangga, Ngaben dilakukan untuk mengembalikan roh ke asalnya atau mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta kepada Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam keyakinan Hindu, tubuh manusia terdiri dari badan halus (roh atau atma) dan badan kasar (fisik).

Saat seseorang meninggal, yang mati hanyalah tubuh fisiknya, sedangkan rohnya tetap hidup. Oleh karena itu, Ngaben dilakukan untuk memisahkan roh dari badan kasarnya. 

Bagi masyarakat Bali, upacara ini sangat penting, karena membantu membebaskan roh yang telah meninggal dari ikatan duniawi agar dapat menuju surga atau menunggu reinkarnasi.  

2. Upacara Melasti

Upacara Melasti dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi di Bali. Fungsinya adalah sebagai penyucian diri bagi pemeluk agama Hindu. 

Menurut situs resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, upacara ini berlangsung selama tiga hingga empat hari menjelang Hari Raya Nyepi. Masyarakat mendatangi sumber mata air sakral, seperti danau atau laut yang diyakini menyimpan air kehidupan. 

Selama upacara, mereka memercikkan air suci ke kepala untuk membersihkan kotoran dan hal buruk dalam tubuh maupun jiwa, sehingga menjadi suci kembali. 

3. Upacara Mekare-Kare

Upacara Mekare-Kare atau Perang Daun Pandan berasal dari Desa Tenganan. Upacara ini dilakukan oleh pria untuk menghormati Dewa Indra, yakni Dewa Perang dalam agama Hindu, dengan berperang menggunakan daun pandan yang berduri.

Setelah pertarungan, peserta dirawat dan didoakan oleh orang tua di sana agar terhindar dari penyakit. 

4. Upacara Saraswati

Upacara Saraswati diselenggarakan setiap Sabtu sebagai perayaan ilmu pengetahuan. Upacara Saraswati adalah ritual pemujaan Dewi Saraswati yang membawa ilmu pengetahuan ke bumi.

Semua yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, seperti buku dan kitab, didoakan dalam upacara ini. Ada juga pentas tari dan cerita yang menarik untuk ditonton. 

5. Upacara Galungan

Upacara Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali sebagai perayaan kemenangan melawan kejahatan, mengacu pada kemenangan Dewa Indra melawan Mayadenawa alias kebaikan melawan kejahatan. 

Upacara ini bertujuan agar manusia dapat mengendalikan nafsu buruk dan sebagai ungkapan syukur atas berkat dari Yang Maha Kuasa.

6. Upacara Mepandes

Upacara Mepandes atau Metatah dilakukan saat anak memasuki masa remaja dengan tujuan menghilangkan nafsu buruk, seperti kemarahan dan keserakahan dengan pemotongan gigi.  

Anak yang sudah dewasa melakukan ritual ini. Enam gigi taring atas mereka akan dikikis oleh orang tua.

7. Upacara Tumpek Landep

Upacara Tumpek Landep dilakukan setiap 210 hari untuk menyucikan senjata dan peralatan dengan sesaji dan doa. Filosofi Hindu menyatakan bahwa Tumpek Landep adalah Pinaka Landeping Idep. Tujuannya adalah untuk mempertajam pikiran dan memohon keselamatan kepada Dewa Senjata (Pasupati). 

Demikianlah penjelasan mengenai tujuh upacara adat Bali yang menarik dan penuh makna. Jika Anda sedang berlibur di Bali, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan upacara-upacara tersebut.

SOUVIA